Senin, 01 Oktober 2007

Penculikan Anak

Beberapa Modus Penculikan dan Penjualan Anak

1. Penculikan anak di sekolah, modusnya antara lain:
Mengambil perhiasan
Menguasai orang secara umum, misalnya untuk dijual, dipekerjakan sebagai pengemis, meminta uang tebusan, serta diambil organ tubuhnya.
2. Penculikan bayi oleh pembantu atau orang yang dikenal. Motifnya anak tersebut diperjualbelikan.
3. TKW yang hamil, saat lahir bayi diambil oleh calo.
4. Penculikan dan penjualan bayi di klinik bersalin.
5. wanita dihamili pacarnya, yang merupakan kelompok penculik. Saat bayi lahir kemudian diculik.
6. siswa SMP diculik dengan dalih telah menaniaya adik seseorang, kemudian meminta uang tebusan kepada orang tua korban

(Sumber Kompas Sabtu 29 September 2007 hal 34)


Kiat Menghindari Penculikan

1. Beri pengertian kepada anak agar:
- Tidak mengikuti ajakan orang yang tidak dikenal
- Tidak mudah tergiur oleh bujuk rayu baik dari orang yang dikenal apalagi tidak dikenal
- Anak langsung pulang ke rumah seusai sekolah dan wajib memberi tahu orang tua bia hendak pergi bermain
- Tidak memakai perhiasan atau membawa barang mahal yang bisa memicu penculikan
2. Dampingi anak balita dengan orang yang anda percaya bila bermain di luar rumah
3. Jangan memberi kesempatan orang asing sering datang ke rumah, misalnya pacar pembantu
4. jalin komunikasi yang baik dengan anak dan pihak sekolah
5. Sekolah harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap siswanya selama berada di sekolah, termasuk mengawasi dan memastikan orang yang mengantar jemput anak
6. jika anak mengunakan jasa angkutan antar jemput, orangtua harus mengetahui siapa pengemudi kendaraan
7. jika mengunakan angkutan umum, ajari anak untuk pergi dan pulang secara berkelompok sehingga mudah mendeteksi secara dini jika hilang
8. Ajari anak untuk berteriak minta tolong sekeras-kerasnya atau mencari tempat persinggahan yang aman jika ada orang yang memaksa ikut.
9. Segera hubungi nomor polisi 110 jika ada penculikan

(Sumber: Kompas Sabtu 29 September 2007 hal 35).

Mengapa Mereka Tega Menculik & Memperdagangkan Anak ?

Penculikan anak adalah tindak kejahatan yang tidak manusiawi, bagaimana sedihnya orangtua yang kehilangan anak tanpa tahu kemana harus mencari. Bisa jadi sudah diadopsi orang dari negeri lain, atau dipekerjakan sebagai pengemis atau dijerumuskan sebagai PSK, atau bahkan yang lebih sadis dimutilasi untuk diambil organ tubuhnya ! Na’udzubillah min dzalik, masihkah bisa dikatakan sebagai manusia pelaku kejahatan sesadis itu ?!
Dalam kehidupan masyarakat yang materialistik-kapitalistik, pandangan manusia hanya terfokus pada materi/capital. Manusia akan melakukan apapun sepanjang bisa menghasilkan materi, korupsi, merampok, membunuh. Sehingga tidak heran jika ada manusia yang tega memperjualbelikan anak. Di sisi lain tata kehidupan materialistic-kapitalistik mendorong mendorong longgarnya ikatan social menuju kehidupan yang individualistic dan persaingan bebas untuk berebut materi. Sehingga mengikis rasa belas kasih antar sesama, mengikis control social, mengikis kebersamaan dan saling menjaga.
Dalam kehidupan seperti itu tiada kendali diri seseorang untuk melakukan tindak kejahatan. Kontrol social yang longgar juga menyebabkan masyarakat tidak mampu mengendalikan seseorang dari perilaku menyimpang (berbuat jahat). Sedangkan untuk mengandalkan hukum sebagai sanksi terhadap tindak kejahatan juga tidak memadai dengan bentuk hukuman yang tidak membuat jera pelaku kejahatan. Tidak sedikit pelaku kejahatan yang meningkat skala kejahatannya lebih professional seolah baru keluar dari ‘pendidikan’.
Saatnya kita kembali ke pemanusiaan manusia. Kembali ke jati diri manusia sebagai ciptaan Allah yang diciptakan untuk beribadah kepada-Nya dan mencintai sesame makhluk-Nya. Kembali ke tatanan kehidupan yang memanusiakan manusia. Tatanan kehidupan yang telah diturunkan lewat wahyu diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi Saw pembimbing manusia. Tegakkan tatanan kehidupan Islam untuk kehidupan yang lebih baik, di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar: